perkembangan teknologi dan era globalisasi telah jauh dibahas sejak beberapa dekade yang lalu, seperti yang dikutip dari pernyataan seorang ilmuan Perancis sekitar tahun 1970-an bahwa “ Dunia ini kedepan akan seperti kampung yang kecil”. Dan ini terbukti sekarang, dimana dengan hanya membutuhkan waktu sekian detik kita akan mengetahui kejadian dibelahan Bumi lainnya. Sebuah masa yang dinamakan era perkembangan informasi dan teknologi telah dimulai saat itu, dimana perkembangan teknologi informasi dengan munculnya pesawat radio, Pager, Handphone dan kini kita mengenal adanya sebuah dunia baru yaitu dunia maya. Dunia yang mampu menghipnotis jutaan bahkan ratusan juta penduduk dunia untuk menikmati kecanggihan teknologi ini. Bukan hanya di berbagai negara maju dan berkembang lainnya begitu pula yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Era perkembangan dunia teknologi di Indonesia begitu pesat, hal ini dirasakan oleh seluruh lapisan. Ini menandakan bahwa masyarakat kita adalah sebuah masyarakat yang peka terhadap suatu perkembangan dari berbagai aspek. Kemunculan Dunia baru ini memiliki dampak yang sangat positif bagi perkembangan dan kemajuan suatu peradaban Bangsa, namun harus diingat dibalik itu semua adanya dampak posotif tentu hadir pula dampak yang bersifat negatif. Dan inilah yang tengah dirasakan oleh segelintir masyarakat kita dalam menyikapi perkembangan dunia teknologi yang sangat Massif.
Mengapa demikian ? Terbukti dengan hadirnya dunia baru yang kita nama kan duniamaya, membuat masyarakat kita terutama remaja sekolah dan pemuda terhipnotis dan terbuai dengan segala kenikmatan dan kecanggihan teknologi tersebut. Beberapa contoh para remaja kita lebih senang berlama-lama didepan computer untuk bermain game yang sekarang akrab kita kenal dengan Game On-Line, dari pada harus berlama-lama menghabiskan waktu luang untuk membaca buku, dan ternyata banyak mereka yang lebih suka membuka situs-situs yang tak layak dikonsumsi untuk usia mereka seperti membuka situs porno, ataupun situs-situs yang dampaknya berbuah negative bagi kelangsungan perkembangan si anak tersebut. Ini adalah permasalahan yang mampu menghambat perkembangan anak, dimana pemikiran anak telah dikotori oleh hal-hal yang seharusnya belum dapat mereka terima. Dan pada akhirnya ini dapat merusak moral, esensi dan etika.
Remaja kita saat ini adalah remaja yang dibesarkan dalam sebuah era yang bersifat massif dan serba instan. Ini lah permasalahan, apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda dari belenggu dan Paradigma yang salah terhadap perkembangan teknologi dunia. Sadar atau tidak ini adalah tantangan bersama. Baik selaku Orang tua, Guru, dan Pemerintah.
Sebagai Orang tua kita seharusnya dapat mengontrol perkembangan anak sehari-hari, kita harus mengetahui apa yang dilakukan anak pada saat berada di Warung Internet ( Warnet ) atau didepan computer. Tentu orang tualah yang dominan untuk mengantisipasi hal-hal negative anak yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi informasi ini. Kita seharusnya memberikan suatu pembelajaran dan membimbing sang anak dalam berbagai aktifitas mereka sehari-hari. Setelah peran orang tua, maka tentu kemudian Guru, karena peran seorang Guru atau orang tua di sekolah yang memberikan pengarahan dan pembelajaran tentang dampak negatif yang timbul dari perkembangan dunia Maya tersebut. Guru seharusnya merupakan sosok yang dapat mencegah hal-hal negatif dari perkembangan anak.
Dan yang ketiga adalah peran Pemerintah, dengan adanya perkembangan Teknologi seperti ini, maka Pemerintah seharusnya mampu memfilterisasi, mana yang layak konsumtif oleh para anak, remaja, dan orang dewasa, karena pemerintah disatu sisi memiliki tanggung jawab untuk membentuk karakter Generasi Muda Unggulan. Bukan berarti kita melarang anak untuk terlibat dan menikmati perkembangan teknologi, tapi lebih dari itu kita harus menjauhkan hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi kepada remaja kita.
Mengikuti Perkembangan dan kemajuan Teknologi itu perlu, agar generasi kita tidak menjadi generasi yang tertinggal atau biasa disebut Gaptek ( Gagap Teknologi ), namun bukan berarti kita membiarkan anak begitu saja sehingga mereka bebas untuk melakukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lihat dan dinikmati. ***
Pages
▼
Tidak ada komentar:
Posting Komentar